Sunday, 3 November 2013

Bangunan Tempat Menyimpan

      Bangunan-bangunan tempat penyimpanan dalam keluarga, kesatuan-kesatuan sosial, dadia, banjar dan desa memiliki benda-benda bersama yang perlu disimpan. Yang terbanyak memerlukan tempat penyimpanan adalah padi sebagai bahan makanan dan sebagai bibit tanaman. Untuk bangunan tempat penyimpanan padi disebut lumbung dengan type-type : Kelumpu, Kelingking, Jineng dan Gelebeg masing- masing dengan daya tampung tertentu. Adanya keperluan untuk menyimpan padi pada masing-masing tingkat kehidupan, ada bangunan-bangunan lumbung keluarga, lumbung dadia, lumbung banjar, lumbung desa dan lumbung-lumbung sosial organisasi tertentu. Yang terbanyak adalah lumbung keluarga yang ada hampir pada setiap perumahan.

      Bangunan-bangunan tempat menyimpan lainnya adalah Gedong simpan dalam berbagai bentuk  dan fungsinya yang digunakan untuk menyimpan sarana, perlengkapan dan peralatan upacara ritual. Di bale banjar ada pula bangunan bale gong untuk menyimpan tempat gamelan gong. Dipantai wilayah kerja nelayan ada bangunan-bangunan tempat menyimpan perlengkapan dan peralatan nelayan yang disebut bangsal, sesuai type konstruksi bangunannya. Ada bangsal jukung untuk menyimpan jukung, ada bangsal bidak untuk menyimpan bidak atau layar jukung atau layar perahu layar.

      Ada pula bangsal atau bada/kandang untuk menyimpan ternak, bangsal atau badan penyu, badan sampi, badan celeng, badan bebek untuk tempat mengandangkan masing-masing ternak dirumah, dekat atau luar rumah.



    

Saturday, 2 November 2013

Tempat Ibadah (Pura)

     Tempat ibadah atau tempat pemujaan adalah bagunan-bangunan suci yang di bangun di tempat suci atau tempat-tempat yang disucikan, untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa dan dewa-dewa sebagai manifestasi dari Tuhan. Dalam berbagai bentuk dan fungsi pemujaanya, tempat ibadah disebut Pura.

      Pura dalam berbagai bentuk dan fungsi pemujaannya terdiri dari beberapa bangunan yang  di tata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan  yang dibagi menjadi tiga zone. Zone utama disebut jeroan tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan. Zone tengah disebut jaba tengah tempat persiapan dan pengiring upacara. Zone depan disebut juga jaba sisi tempat peralihan dari luar ke dalam pura . Dalam bentuk sederhana hanya ada jeroan atau jeroan dan jabaan.  Pura yang besar ada pula yang dibagi menjadi beberapa zone.

     Bangunan Pura umumnya menghadap ke barat, memasuki pura menuju kearah  ketimur  demikian  pula pemujaan dan persembahnyannya menghadap ke timur kearah terbitnya matahari. Komposisi massa-massa bangunan Pura berjajar utara-selatan atau kaja kelod di sisi timur, menghadap ke barat dan sebagian di sisi kaja menghadap kelod. Bale pawedan dan bale piyasan di sisi barat menghadap ketimur halaman pura di tengah. Pekarangan Pura dibatasi tembok batas (penyengker) pekarangan. Pintu masuk di depan atau dijabaan memakai candi bentar dan pintu masuk ke Jeroan memakai Kori Agung ada berbagai macam bentuk variasi dan kreasinya sesuai dengan keindahan arsitekturnya.

     Pura sebagai tempat pemujaan melaksanakan ibadah agama ada dari keluarga terkecil sampai  lingkungan wilayah terbesar. Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat memuja Tuhan Yang  Maha Esa  dalam berbagai manifestasinya ada beberapa macam pura. Pura untuk pemujaan keluarga, Pura unntuk pemujaan Desa, Pura untuk pemujaan profesi dan Pura untuk pemujaan ummat dari seluruh wilayah.



      

Bangunan Tempat Musyawarah

     Masyarakat Bali dalam kehidupannya diatur dalam ikata-ikata keluarga, ikatan banjar dan ikatan desa yang terbentuk dalam desa adat dan desa dinas atau desa administratif. Masing-masing ikatan dalam menata kehidupannya dibutuhkan musyawarah sehingga dibutuhkan suatu tempat untuk bermusyawarah sesuai dengan ruang yang dibutuhkan. 
  
     Bangunan tempat musyawarah adalah bangunan-bangunan terbuka dengan bentangan ruang-ruang yang cukup luas sesuai dengan jumlah pemakainya. Pelataran ruang  dalam mudah dihubungkan dengan ruang-ruang lain dan ruang-ruang luar. Bangunan juga mudah dialih fungsikan sehubungan dengan fungsi-fungsinya yang serbaguna.

Nama bangunan tempat musyawarah :
  1. Bale Banjar .  Bangunan balai banjar berfunngsi utama untuk tempat musyawarah. Kegiatan-kegiatan adat agama dan bentuk-bentuk sosial lainnya juga dilakukan di balai banjar bila melibatkan sebagian ataun seluruh anggota banjar.
  2. Bale Pemaksan. Kesatuan keluarga besar yang terbentuk dalam ikatan Sanggah atau Pemerajan Kawitan. Dadia atau Paibon membentuk ikatan keluarga yang disebut pemaksan. Tempat pemaksan melakukan pertemuan-pertemuan atau musyawarah di Bali bale pemaksan menempati tempat di jaba sisi. Musyawah di bale pemaksan diadakan menjelang upacara odalan  atau pujawali di sanggah atau pemerajan untuk memusyawarahkan pelaksanaan upacara.
  3. Wantilan.  Bangunan wantilan merupakan perkembangan dari ruang-ruang yang luas. Bangunan wantilan dibangun dengan konstruksi utama empat tiang utama, dua belas tiang jajar sekeliling sisi atau lebih. Atap wantilan umumnya bertingkat yang disebut metumpang. Bangunan terbuka ke empat sisi, lantai datar atau berterap rendah di tengah.
  4. Bale Sumanggen. Didalam pekarangan pura, perumahan atau banjar diperlukan bangunan serbaguna yang disebut bale sumanggen. Berbagai aktifitas musyawah, persiapan upacara, pelaksanaan upacara dan kegiatan-kegiatan adat lainnya dapat dilakukan dibale sumanggen. Untuk fungsinya yang serbaguna bale sumanggen terbuka pada keempat sisinya.